Pagi itu, suasana di Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro terasa hangat. Seorang ibu datang bersama anak laki-lakinya yang duduk di kelas 4 SD. Sambil menunggu giliran, beliau bercerita,
Beberapa hari lalu, seorang ibu dari Bojonegoro datang ke Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro dengan wajah cemas. Ia membawa putranya yang baru saja disunat di tempat lain. Awalnya, proses sunat terlihat lancar dan anak masih bisa bermain. Namun, dua hari kemudian, mulai muncul tanda-tanda yang tidak biasa: luka bengkak, keluar cairan, dan si kecil terus mengeluh nyeri.
Kenapa Banyak Orang Tua Memilih Khitan Saat Bayi? Ini Penjelasannya untuk Ayah Bunda di Bojonegoro. Beberapa minggu lalu, ada pasangan muda datang ke Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro.
Suatu siang, seorang ibu datang ke Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro bersama putranya yang sudah hampir lulus SMP. Ia duduk di ruang tunggu dengan wajah sedikit cemas, lalu berkata pada perawat,
Beberapa minggu lalu, seorang ayah dari daerah Bojonegoro datang ke Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro sambil menggendong anaknya yang tampak lesu. Si kecil baru saja menjalani sunat di tempat lain, tapi bukannya pulih, malah muncul masalah: luka tak kunjung kering, bengkak makin besar, dan anak terus mengeluh sakit.
Cegah Khitan Berulang pada Anak Gemuk! Solusi Khitan yang Profesional dan Berpengalaman hanya di Klinik Wisma Khitan Sehat Bojonegoro. Beberapa bulan lalu, Bu Lestari dari Bojonegoro sempat bimbang. Anaknya, Farel, sudah waktunya sunat, tapi tubuh Farel yang cukup gemuk membuat Bu Lestari ragu. “Nanti kalau lukanya susah kering gimana? Kalau harus diulang lagi gimana?” Itu pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantuinya.
Waktu liburan sekolah hampir habis, tapi Pak Arif dan istrinya di Bojonegoro masih belum sempat menyunatkan anak semata wayangnya. Sebenarnya rencana sunat sudah ada sejak lama, tapi selalu tertunda karena anaknya takut, dan mereka sendiri khawatir proses pemulihannya lama.
Beberapa hari setelah anaknya dikhitan, seorang ibu dari Bojonegoro datang kembali ke Klinik Wisma Khitan Sehat. Bukan untuk kontrol luka, tapi sambil tersenyum kecut, beliau bercerita kalau anaknya mulai merasa gatal di sekitar area sunat.
Memutuskan waktu yang tepat untuk mengkhitankan anak kadang bisa jadi hal yang penuh pertimbangan. Apalagi kalau anaknya cenderung aktif, takut dengan alat medis, atau mungkin punya tubuh yang agak berisi. Orang tua pun jadi makin hati-hati dalam memilih tempat dan metode sunat.
Waktu liburan semester datang, Dani—anak kelas 5 SD yang tinggal di Bojonegoro—mulai sibuk menyusun rencana. Mau main ke rumah sepupu, mau nginep di rumah eyang, dan pastinya mau puas-puasin main game bareng teman-teman. Tapi ternyata, orang tuanya punya satu agenda penting yang tidak ada di daftar: sunat.
