Secara Prinsip, dalam tinjauan medis khitan bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi perbedaan usia khitan mempengaruhi dalam proses khitan maupun penyembuhannya.
Pertama : Usia Bayi (0-12 bulan)
Khitan pada usia bayi (terutama usia 7 hari) sangat aman. Penyembuhan luka juga lebih cepat daripada usia anak-anak, serta tidak menimbulkan trauma psikologis pada anak. Hasilnya pun sangat indah, penis akan tumbuh lebih besar dan panjang. Disamping itu, khitan pada usia bayi akan menambah jumlah hirrus otak sehingga kapasitas memory, kreatifitas dan kecerdasan menjadi diatas rata-rata. Secara empiris hal ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa para Hafidz Cilik (penghafal Al-Qur’an yang usianya dibawah 10 tahun) sebagian besar mereka telah dikhitan pada usia bayi.
Kedua : Usia Balita (di bawah 5 tahun)
Khitan pada anak usia di bawah lima tahun kebanyakan dilakukan karena indikasi medis. Misalnya pada anak dengan kelainan anatomi pada penis seperti fimosis, parafimosis, atau hipospadia. Pada usia ini, sebagian besar anak belum memiliki keberanian dan belum bisa diajak kerjasama sehingga agak sulit untuk dilakukan pemberian bius lokal. Biasanya pilihan yang dipakai adalah bius total. Anak harus dirawat di rumah sakit sebelum dan pasca khitan. Penanganan khitan dengan operasi hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis bedah. Tentu saja biaya yang diperlukan relatif lebih mahal. Perawatan pasca khitan pada anak usia ini juga perlu lebih hati-hati. Tapi sekarang sudah banyak metode pembiusan yang meminimalisir nyeri dan rasa takut anak, sehingga proses khitan bisa dilakukan seperti biasa walaupun di usia yang tidak kooperatif. Salah satunya adalah Metode Bius Ramah Anak
Ketiga : Usia 5-15 tahun
Pada usia ini, anak-anak sudah memiliki keberanian. Anak-anak juga sudah bisa diberi pengertian dan diajak kerjasama. Tidak jarang justru anak-anak pada usia ini meminta sendiri untuk dikhitan. Khitan pada usia ini umumnya dilakukan dengan bius lokal. Prosesnya tentu saja lebih sederhana, lebih cepat, dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Proses penyembuhannya pun tidak terlalu lama asalkan anak bisa merawat luka dengan baik.
Keempat : Usia lebih dari 15 tahun
Pada usia ini boleh dikatakan anak sudah mulai dewasa. Pada usia ini hormon testosteron (hormon kelamin laki-laki) sudah dalam kondisi maksimal sehingga dalam segi ukuran penis sudah membesar, disertai bulu kemaluan yang lebat. Prosedur khitan pada dewasa sama dengan khitan pada anak-anak. Pada orang dewasa, biasanya sudah tidak terjadi perlengketan antara kulup dan kepala penis sehingga tidak jarang terjadi luka pada kepala penis. Hal ini berbeda pada penis anak yang banyak terjadi perlengketan. Karena tidak terjadi perlengketan, biasanya setelah khitan bisa langsung digunakan untuk beraktifitas seperti biasa. Kelebihan lain khitan pada usia dewasa adalah persiapan kondisi psikologis yang sudah siap dibandingkan dengan anak-anak.
Namun khitan pada usia dewasa juga terdapat beberapa kesulitan. Pembuluh darah penis lebih banyak pada dewasa daripada anak-anak sehingga perdarahan yang terjadi akan lebih banyak dan proses operasi membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu juga lebih sering terjadi risiko perdarahan setelah khitan yang akan memepengaruhi lamanya proses penyembuhan. Faktor lain yang menyebabkan penyembuhan lama adalah kulit yang lebih tebal sehingga membutuhkan masa penyambungan jaringan yang lebih lama. Meskipun setelah dikhitan pasien bisa beraktivitas, namun untuk bisa melakukan aktivitas seksual harus menunggu sampai luka benar-benar kering dan tidak ada keluhan seperti nyeri atau bengkak. Waktu yang cukup aman untuk melakukan hubungan seksual biasanya adalah setelah dua minggu.
Sumber bacaan : RSDJ_malang